Ujian hari ketiga
Ga ada yang spesial ujian dihari ketiga ini, semua kacau, genset kampus sepertinya rusak, jadi untuk seluruh mahasiswa ujian jam kedua dipulangkan.
Ini foto kampus dengan kondisi gelap gulita :
Gambar 1.0
Salah format
Cara bicara setiap orang itu berbeda-beda, temasuk dengan cara mereka menulis, pagi ini, eh siang ini pas buka facebook malah dapet chat dari temen lama yang ngirim pesannya pake tulisan kapital, kaya mau ngajakin berantem, kesel sih tapi mau gimana lagi, itu katanya udah ketentuan perusahaan dia tempatanya bekerja, dih bodoh banget yah perusahaan membuat peraturan 'Pengirim pesan harus menggunakan huruf kapital'. Aku rasa ini bosnya ga pernah sekolah apa yah, aku sebagai mahasiswa komunikasi ya pastinya menganggap ini adalah suatu keganjelan, didalam ilmu komunikasi ga dianjurkan ngirim pesan dengan format kapital, itu sama aja seperti kita marah-marah dengan orang tersebut.
Ini dia pesannya:
Buat kamu yang dirumah atau dimana saja yang sedang membaca ini, hidup boleh selengekan, tapi cara berkomunikasi dengan orang harus diperhatikan.
Sebelum istirahat
Sebenarnya enggak tidur malam (begadang) itu ga baik buat kesehatan, tapi mau gimana lagi, susah tidur adalah kendalanya, perut keroncongan, buka kulkas cuma ada sayuran dan telur beserta air putih. Mau masak juga ga tau harus masak apa.
Mata setengah sipit layaknya cina berkulit negro, item-item menggoda gimana gitu, memijet keyboard dan mngelus mouse adalah kebiasaan, berbagi cerita walaupun sedikit males untuk dibaca.
Sepertinya laper ini gak bisa terbalaskan, alhasil aku kembali ke kasur dan berdoa untuk mimpi indah dan dibangunkan nanti pagi seperti biasa, jangan lupa bersyukur untuk nafas hari ini.
Berdoa dimulai.
Selamat malam.
Ujian hari ketiga
Sama aja seperti kemarin, ujian tanpa belajar sama sekali, tapi ini adalah hari yang hoki banget semasa ujian, pasalnya ada beberapa pertanyaan yang menggunakan angka aku jawab asal dan wah Alhamdulillah bener, ini hoki. Orang pintar itu kalah dengan orang beruntung. Hari ini tidak telat separah kemarin, telat dikit cuma 10 menit gitu, tapi wahhhhh yang ngawas dosen muda cakep, kecil bersih. Kenapa dia selalu mengawas di sebelahku, ini masih menjadi tanda tanya sampai jam ujian berakhir.
Posisi ujian kali ini berderet tapi hanya ada 3 bangku dan 3 meja. Untuk seorang pria pribumi, rasanya sedikit ganjel kalau duduk di tengah-tengah pria berkulit putih, bermata tipis dan berbahasa lain. Disaat ujian berlangsung, pria sebelah kiriku rada ribut, kaya komat kamit gitu, yang kanan sih anteng-anteng aja. Risih sih iya sama yang sebelah kiri ini, ganggu sih, mau marah juga ga ada gunannya. Disaat 25 menit berlalu, hanya 20 soal yang aku kerjakan,
Tiba-tiba mahasiswa yang tadi aku bilang komat kamit itu memanggil
ibu pengawas dan bilang,'Ibu, ini soalnya salah'.
Kemudian pengawas ini menjawab, 'Ya sudah, di tulis di sini saja', sambil menyodorkan
sebuah kertas dan sebuah pena untuk mencatat soal salah tersebut.
Dalam dunia pendidikan, soal salah itu bisa saja terjadi karena kekhilafan atau emang dosennya aja yang salah atau mahasiswanya yang kepinteran. Bukan cuma sebelah kiri, yang kanan juga ngomong gitu, 'Ibu soalnya salah'. Kedua pria ini sama-sama ribut, bikin pecah kepala ini, kenapa aku harus duduk di area kerajaan cina begini, bersama kedua pria aneh dari planet yang ntah dimana berada, alhasil emosi disimpan sampai jam ujian kelar.
Kalau yang namanya ujian ya pasti ada yang keluar duluan, ntah itu karena dia mumet atau dia bego ataupun dia emang pinter. Semua tergantung orangnya juga sih gimana. Tapi ada juga orang yang selesai ujian terakhir dengan putus asa, takut di bilang bodoh karena dia keluar terakhir, sebenarnya itu teori yang salah, mereka terakhir keluar karena emang teliti. Ada juga sih orang yang keluar terakhir karena pasrah, ga tau mau jawab apa jadi asal-asalan dan keluar dengan muka berantakan, pas ditanya 'Gimana ujianmu?', jawabannya ya hanya tersenyum.
Bukan itu namanya
Setelah putus dari pacar, kita membutuhkan waktu yang cukup lumayan lama untuk move on, waktu untuk menghilangkan rasa sayang itu tergantung kadar sayang yang ada di dalam diri kita, kalau emang udah gak suka ya pasti lebih gampang ngelupainnya, intinya sih buat gampang move on itu ada di diri kamu sendiri, gimana kamu menyikapinya dan gimana kamu di kecewain dulu.
Ngomong-ngomong soal move on ini sendiri emang gak ada habisnya, apalagi setiap hari pasti ada aja orang yang jadian dan ada aja yang putus. Yah, namanya percintaan, sama aja kaya kita hidup, ada pertemuan dan pasti ada perpisahan, ga ada yang abadi, kecuali keluarga dan sahabat.
Dalam cinta, dalam rumus percintaan, posisi orang yang diputusin itu kadar gampang move on bisa mencapai 80%, pasalnya kepikiran, kangen dan penyesalan yang amat berarti itu adanya di pihak yang memutuskan hubungan tersebut. Ini hidup men, jangan karena putus kamu jadi putus asa, males ngapa-ngapain. Dunia ini luas dan banyak yang seperti mereka, yang lebih brengsek dari dia juga ada. Hidup ini harus terus berjalan, masih ada sahabat, teman kantor atau keluarga, kamu bisa bahagia bersama mereka, bahkan lebih bahagia ketimbang bareng pacar. Apasih yang kamu cari dari pacaran ?, sex? atau orang yang bisa selalu ada pas kamu sedih atau bahagia?. Coba ingat kenanganmu bersama teman-teman, kebodohanmu dan semua canda tawa mereka. Teman itu lebih bisa ngelakuin apa aja yang ga ada di pacar.
Gagal move on?, bukan itu namanya, lebih tepat 'kepikiran yang tak henti', Move on itu gampang sih sebenernya, cuma pribadi dari kamu aja yang buat itu jadi susah. Ga ada tuh yang namanya susah move on, ga ada sebenernya, adapun kamu yang masih ngarep dia, makanya jangan berharap lebih sama mantan, nyantai aja sih intinya, kalau masih sama-sama mau ya pasti bakal bareng lagi, jangan terlalu di kejar, gede kepala di dia nanti dan lebih nyepelein kamu.
Ujian hari kedua
Dihari ke dua ini lebih seru ketimbang hari pertama. Tapi hati lega, pikiran tenang dan saatnya kembali kerumah untuk menulis ini, menulis cerita yang kamu baca ini dan berbagi cerita keseharian, ini ujian kedua. Sudah datangnya paling telat, nyantai banget, eh ini malah jadi hari yang sangat bersejarah dalam dunia per-ujian-an selama masa sekolahku, pasalnya tempat aku ujian hari ini adalah di tempat dosen, memunggungi papan tulis dan berhadapan dengan temen-temen kelas, sempet terkejut juga sih pas denger pengawas bilang 'kamu duduk disitu aja', sambil menunjuk bangku dosen. Oh gini loh rasanya ujian di meja dosen. Walau ga ada belajar sama sekali, yang namanya ujian ya pasti di maksimalin kinerja otak biar bisa menjawab semua jawaban, dalam ujian ini hal yang paling ngebuat diri jadi malas itu ya cuma soal yang panjang, bacanya males, eh pas akhir mau ngejawab semuanya malah lupa apa soal di depan tadi, aku emang kriteria orang yang gampang lupa, apalagi kalau disuru buat move on pasti susah, ga ngelupain sih jatohnya malah kebayang di angan terus.
Waktu yang aku butuhkan untuk ujian kali ini hanyalah kurang lebih 30 menit, dari total keseluruhan waktu ujian, 30 menit yang lalu di habiskan bernyanyi di kamar mandi dan perjalanan. Semua suka cita pas perjalanan ke kampus passtiii kerekam di otak, dari halnya cowok yang boncengan sama cewek terus ceweknya ga pake helm sampai mobil yang ngotot ga mau ngalah sama pengendara lain, semua terekam dan dikemas menjadi satu, dalam memori.
Mau itu ujian, mau itu belajar biasa, aku selalu telat, ga tau kenapa yah telat itu udah mendarah daging dalam raga ini, tapi aku niat kok buat berubah jadi disiplin, tapi perlu waktu, sama halnya seperti aku proses dalam melupakan bayangmu. Sesekali mata memandang ke layar monitor sudut kanan bawah, jam telalu cepat berlalu, sedangkan soal yang baru aku jawab belum menyentuh kepala tiga, alias 30 soal. Optimis dalam ujian kali ini nilai bakal bagus, dosen senang, orang tua senang dan akupun senang ipk naik. Mondar mandir pak pengawas, maju mundur, kanan kiri, membuatku resah, ini orang kenapa yak ngawas itu gak nyantai dikit, kaya duduk kek terus liatin kek, setiap pribadi pengawas berbeda-beda, tapi untuk pengawaas kali ini adalah pengawas yang mungkin semalemnya habis itu, ga bisa diem. Pengawas kali ini dia mengetahui namaku, 'waaahhhh, bapak ini mengenalku', pikirku bangga. Ternyata pengawas ini menghafal namaku karena akulah mahasiswa paling terakhir dan tinggal satu-satunya yang belum hadir, pas lihat absen wahh iya aku terakhir.
15 menit berlalu waktuku menjalani ujian, tiba-tiba listrik mati, ruangan gelap, terdengar suara keluhan dari seluruh siswa, 'yahhhhhhhhhh'. Berhubung soal masih banyak yang belum dikerjakan, sebagai mahasiswa yang berjiwa dewasa, ada baiknya menyimpan emosi untuk sesaat. Lampu kembali hidup, melanjutkan ujian tapi dengan suasana INTERNET LEMOT!!!, yang harusnya bisa ngerjain 2 soal dalam waktu semenit eh ini malah 1 soal dalam semenit, semua waktu terbuang sia-sia.
'Waktu tambahan 5 menit', ucap salah satu pengawas.
Wah, ini adalah kesempatan untuk aku menghabiskan semua sisa soal yang belum terjawab, semua soal yang sedikit sulit tapi mudah dilewati, bersabar, tenang dan akhirnya kurang dari 10 detik waktu normal habisnya waktu ujian, aku menyelesaikannya dengan sempurna. Hati lega, pikiran tenang dan saatnya kembali kerumah untuk menulis ini, menulis cerita yang kamu baca ini dan berbagi cerita keseharian, ini ujian kedua.
Subscribe to:
Posts (Atom)