Terima kasih.
Aku iri dengan bulan dan bintang yang selalu berdua, berbagi cahaya di kala gelap.
Aku dan kamu?.
Kita tak sama seperti mereka, kini aku terperangkap dalam kegelapan dan kehilangan cahaya.
Kau pernah melihat tetesan hujan?.
Apa yang aku rasakan saat ini adalah sama seperti itu.
Seperti tetesannya.
Aku pernah di atas, kau buat aku terjatuh dan kini aku perlahan menghilang.
Ini hati.
Bukan ruang bedah yang sewaktu-waktu bisa kau masuki,
kau sobek, dan kemudian kau jahit kembali.
Setiap doa selalu kuselipkan namamu di dalamnya.
Tuhan tau bagaimana aku menyayangimu, tanpa mengingat masa lalumu.
Kini ku ucap berjuta terima kasih karena telah menjagaku, dulu.
Terima kasih untuk goresan di sayap ini yang membuatku jatuh ketika ku terbang tinggi
dalam harapan yang ada padamu.
Kau yang pernah bilang,"Aku mau masa depanku bersamamu."
Aku tunggu jikalau itu ingin kau wujudkan seperti cita-citamu.
Fisik yang kau cari seperti kesempurnaan itu tidak ada padaku.
Tapi aku berjanji untuk selalu berjuang untukmu.
Tuhan, aku lelah dengan cinta.
Aku ingin mengistirahatkan hati ini dari luka.
Aku ingin hati ini seperti dulu kala.
Disaat dia tumbuh layaknya taman berbunga.
Aku tak lah sempurna seperti mereka yang selalu kau selipkan di dalam cerita.
Aku tak lah seperti mereka yang punya segalanya.
Biarlah aku dengan duniaku, bersamamu.
Selamat tinggal, akhir dari perjumpaan.
Awal kebahagiaan.
Jangan kau sesali semua hal yang pernah kau ucapkan.
Aku merindukanmu dengan kegelisahan.
Di dada ini, tempat yang dulu menjadi sandaranmu ketika keluh kesalmu.
Di dada ini, tempat kau menggantungkan besar harapanmu kepadaku.
Mimpi masa depan kita, dan semua hal indah kita yang selalu kau ucap tanpa pernah bosan aku mendengarnya.
Pada kalian yang masih memiliki.
Jagalah dia sekeras apapun badai menghadang.
Perpisahan bukan akhir yang baik dari sebuah hubungan.
Masih ada jalan lain, berbagi keluh kesal dan cari jalan keluar.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment